Politik
Rekan dekat Prabowo menjadi calon duta besar Indonesia untuk Malaysia
Koneksi dekat Prabowo muncul sebagai calon duta besar Indonesia untuk Malaysia, menimbulkan pertanyaan tentang potensi dampaknya terhadap hubungan diplomatik.

Dalam lanskap kompetitif penunjukan diplomatik, Raden Dato Mohammad Iman Hascarya Kusumo menonjol di antara 24 kandidat yang bersaing untuk posisi Duta Besar Indonesia ke Malaysia. Candidatenya bukan sekadar hasil dari afiliasi politik; melainkan cerminan dari kualifikasi luas dan pengalaman pribadi unik yang berpotensi membentuk hubungan diplomatik Indonesia secara signifikan.
Peran terakhir Iman sebagai Wakil Bendahara Tim Kampanye Nasional Prabowo-Gibran selama Pemilihan Presiden 2024 memberikan wawasan tentang kemampuan organisasinya dan pemahamannya terhadap dinamika politik. Namun, yang benar-benar meningkatkan pencalonannya adalah kualifikasi diplomatiknya, yang berasal dari latar belakang profesional maupun kehidupannya pribadi. Tinggal di Malaysia memberinya wawasan berharga tentang lanskap budaya dan sosial-politik di sana, yang dapat menjadi instrumen penting dalam memperkuat hubungan bilateral.
Uji kelayakan dan kecocokan yang dilakukan oleh Komisi I DPR RI menilai kandidat berdasarkan kualifikasi dan kecocokan mereka untuk peran diplomatik. Proses penilaian yang ketat ini menekankan pada kualifikasi profesional, pengalaman, dan jaringan diplomatik—kriteria yang melampaui sekadar latar belakang politik.
Saat kita mempertimbangkan penilaian kandidat, penting untuk diingat bahwa Iman tidak hanya memenuhi kriteria tersebut tetapi juga memiliki potensi untuk unggul dalam hal ini. Pernikahannya dengan warga negara Malaysia menegaskan komitmen dan pemahamannya terhadap Malaysia, yang dapat memainkan peran kunci dalam meningkatkan dialog diplomatik.
Ketika kita menganalisis implikasi dari pencalonannya, penting untuk mempertimbangkan konteks yang lebih luas dari hubungan Indonesia-Malaysia. Hasil dari uji kelayakan dan penilaian ini akan segera dilaporkan kepada Ketua DPR Puan Maharani, dengan pengumuman resmi dijadwalkan pada 8 Juli 2025.
Dalam peluang ini, kita harus merenungkan bagaimana pengalaman dan kualifikasi unik Iman dapat berkontribusi pada strategi diplomatik yang lebih bernuansa dan responsif.